Senin, Agustus 27, 2007

E'E

Sejak pagi aku sudah berada di pesisir pantai Panggungrejo Kota Pasuruan. Hari ini ada lomba dayung. Karena nggak ada yang menarik , akhirnya aku menuju pabrik garam yang tidak jauh dari pesisir pantai. Nah di sini yang menarik bukan proses pembuatan garam atau berapa ton garam yang dihasilkan, tapi areal pembuatan garam yang sangat jorok. Betapa tidak , setiap satu langkah, dipematang lahan garam aku jumpai gundukan kecil, warna kecoklatan, dan berbau kurang enak malah lebih pantes disebut berbau sangat tidak sedap (emang masakan). Ya, udahlah, daripada bertele-tele, saya sebutkan aja benda yang sering kujumpai itu adalah kotoran manusia atau lazimnya disebut e’ ek. Wah, kalau seperti ini keadaannya, berarti selama ini makanan yang kita makan tidak hygienis dong. Soalnya mau tidak mau semua masakan pastinya di kasih garam. Dan, garam yang selama ini kita konsumsi, ternyata saat proses pengeringan dilahan, ternyata lahannya dikelilingi oleh kotoran manusia. Atau bahkan, kotoran itu sudah nyemplung di areal tambak garam. (Tapi kan udah di proses?). Tetep aja, aku merasa jijik sendiri kalau ingat hal ini.

Sengajakah mereka membuang kotorannya itu? Atau memang tidak ada toilet dirumahnya? Atau saking kebeletnya, sampai-sampai tercecer disembarang tempat?
Selidik punya selidik dan setelah ngobrol ngalor ngidul (keutara-selatan) dengan warga disitu, ternyata ini merupakan kebiasaan turun-temurun. Lha kok?. Iya, kata Pak Hakim, salah satu warga, sebenarnya warga punya toilet sendiri-sendiri, tapi ya itu tadi warga lebih merasa enak e’ ek diareal tambak garam. Alasannya?
“ Kalau, di dalam toilet, e’ek kita tercium langsung dihidung kita, tapi kalau di tanah lapang seperti ini, kan aroma e’ek langsung ketiup angin,’ kata pak Hakim yang mengaku sering e’ek selepas shubuh.

O, begitu to, pantesan didaerah sini e’ek menjadi pemandangan yang biasa. Untung musim kemarau, sehingga e’ek2 itu kering. Coba kalau hujan?

Ya, sudah, setelah tau alasannya mengapa mereka e’ek didekat areal tambak garam saya berlalu sambil terus berpikir?????????

Bersambung, kapan2 saya ceritain seputar kebiasaan e’ek disembarang tempat, versi yang lainnya. (maaf, sebenarnya ada sih foto e’ek, tapi karena terkesan jorok, nggak usah tak tampilin ya?


7 komentar:

BangDhika mengatakan...

siang bang edy.. gpp koq biasa itu... ane dah biasa di gituin huehehehehee... bang, kebiasaan buruk yang harus segera di rubah... masalahnya itu jg salah satu pencemaran udara.. huekekekekekke.... e,e.......

BangDhika mengatakan...

iya bang kelupaan.. usulan aja nih.. biar lebih praktis chit-chatnya gimana klo blog bang edy di tambah shoutbox.... ini usulan aja bang.... sukron...

aku mengatakan...

He..he..he..Salam kenal mas..
Sory ga nemuin buku tamu jadi isi coment aja (mungkin komputer saya loadingnya agak eror). Postingannya keren mas, hal-hal kecil yang luput dari perhatian kita. Good luck ya mas...

Anonim mengatakan...

Gak kebayang e'ek ada dimana-mana..
jijayyyyyyy
pasti ak muntah-muntah!!! trs pingsan deh...tapi jangan ahhh nanti kena e'ek!!

ak tunggu lanjutan kisah tentang e'ek ini ya...
nice artikel :)

Anonim mengatakan...

Blognya bagus juga Mas. Salut deh saya. Tukeran link yuk? Ohya,di sini gerhana bulannya ga begitu jelas, yang jelas itu yaa.. bulannya sendiri, hehehe

BangDhika mengatakan...

bahan pengingat buat kita agar kita jg menjaga lingkungan kita.... ya sudah klo di wilayah tambak garam kebiasaan ntu ga bs di hilangkan ... jadi buat sodara2 jangan e'e sembarangan..... hueheheheheheee
bang makasih jalin silahtirahmi di dunia laen ini dengan sesuatu yang berguna... bravo blogger... successs

Vie mengatakan...

Untung garam di Canada bukan import dr Pasuruan.